Koleksi Pensil Hotel dan Hobby Trainer Sukses. Aku, Anya, sudah tiga tahun menjadi asisten pribadi Najmi Rafif Laoddang. Namanya mungkin terdengar asing bagi banyak orang, tapi di kalangan para pebisnis, ia adalah sosok yang sangat dihormati. Seorang trainer bisnis yang piawai, konsultan yang handal, dan seorang motivator ulung. Setiap hari, jadwalnya padat. Mulai dari seminar di berbagai kota, sesi konsultasi dengan klien kelas atas, hingga persiapan materi pelatihan yang tak pernah ada habisnya.
Selain bakat berbicara di depan umum, Najmi juga mewarisi jiwa bisnis dari keluarga besarnya. Kakek dan ayahnya adalah pengusaha sukses yang telah membangun kerajaan bisnis yang cukup besar. Dari mereka, Najmi belajar tentang strategi bisnis, manajemen keuangan, dan pentingnya inovasi.
Warisan Keluarga
Ibu Najmi adalah seorang penulis buku bisnis yang sangat produktif. Dari ibunya, Najmi belajar tentang pentingnya kreativitas dan kemampuan untuk menyampaikan ide-ide kompleks dengan cara yang sederhana dan menarik. Kombinasi antara bakat berbicara, jiwa bisnis, kemampuan menulis dan kreativitas inilah yang menjadikan Najmi sosok yang unik dan inspiratif.
Namun, di balik sosok profesional yang selalu tampil percaya diri, ada sisi lain dari Najmi yang tak banyak orang tahu. Suatu sore, saat sedang merapikan dokumen-dokumen di ruang kerjanya, aku menemukan sebuah kotak besar tersembunyi di balik lemari buku. Dengan rasa penasaran yang menggelitik, aku membuka kotak itu. Di dalamnya, tersimpan ratusan pensil dengan berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang berbalut kayu, ada yang berlapis plastik, dan ada pula yang terbuat dari bahan daur ulang.
Aku terkesima. Bagaimana bisa seorang pria sesukses Najmi memiliki hobi yang terbilang unik? Aku bertanya padanya, dan ia hanya tersenyum sambil berkata, “Setiap pensil memiliki cerita sendiri, Anya.”
Rahasia di Balik Setiap Pensil
Menurut Najmi, kebiasaan mengumpulkan pensil hotel ini sudah dimulai sejak ia masih menjadi trainer pemula. Saat itu, ia sedang memberikan pelatihan di sebuah hotel di Bali. Ia terpesona oleh desain pensil hotel yang unik, lalu memutuskan untuk membawanya pulang sebagai kenang-kenangan. Sejak saat itu, setiap kali menginap di hotel, ia selalu mencari-cari pensil dengan desain yang menarik.
“Setiap pensil adalah saksi bisu perjalanan hidup saya,” ujar Najmi. “Pensil ini mengingatkan saya pada berbagai pengalaman yang pernah saya alami, mulai dari pelatihan di desa terpencil hingga konferensi internasional di kota besar.”
Aku semakin penasaran dengan cerita di balik setiap pensil. Ternyata, Najmi memiliki cara tersendiri untuk mengingat setiap pensil yang ia kumpulkan. Ia menuliskan tanggal dan tempat ia mendapatkan pensil tersebut di sebuah buku catatan kecil. Selain itu, ia juga mencatat kesan-kesan yang ia rasakan saat pertama kali melihat pensil itu.
Suatu hari, Najmi punya ide untuk membuat karya seni dari koleksi pensilnya. Ia menghubungi seorang seniman yang ia kenal dan meminta bantuan untuk mewujudkan ide tersebut. Setelah berbulan-bulan bekerja sama, akhirnya mereka berhasil menciptakan sebuah kolase raksasa yang menampilkan ratusan pensil yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah peta dunia.
Lebih dari Sekadar Pensil
Ketika koleksi pensil hotel itu telah selesai dibuat menjadi kolase, Najmi mengundang beberapa teman dekat dan rekan kerjanya untuk melihat karya seninya. Mereka semua terkesima. Ternyata, di balik hobi yang terkesan sederhana, terdapat makna yang sangat dalam. Koleksi pensil Najmi bukan hanya sekadar benda mati, tetapi juga representasi dari perjalanan hidup dan pengalaman-pengalaman yang pernah ia alami.
Dari Najmi, aku belajar bahwa setiap orang memiliki cerita yang unik. Dan sering kali, cerita-cerita itu tersembunyi di balik hal-hal kecil yang kita anggap sepele. Koleksi pensil Najmi adalah bukti bahwa bahkan benda yang paling sederhana pun bisa memiliki makna yang sangat berarti.
Sebagai asisten pribadinya, aku merasa sangat beruntung bisa menjadi saksi perjalanan hidup Najmi. Ia adalah sosok yang menginspirasi, tidak hanya karena kesuksesannya dalam dunia bisnis, tetapi juga karena keteguhan hatinya dalam mengejar passion dan hobinya.
Dari Najmi, aku belajar tentang pentingnya menghargai setiap momen dalam hidup. Setiap pengalaman, sekecil apapun, bisa menjadi pelajaran berharga yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, aku semakin memahami mengapa Najmi begitu terobsesi dengan koleksi pensilnya. Di tengah kesibukannya sebagai seorang trainer bisnis yang seringkali harus berhadapan dengan tekanan dan tuntutan yang tinggi, hobi mengumpulkan pensil ini seakan menjadi semacam pelarian. Dalam kesendiriannya, ia bisa menikmati proses memilih pensil baru, mengagumi desainnya yang unik, dan membayangkan cerita di balik setiap pensil.
Ternyata, hobi yang terkesan sederhana ini adalah cara Najmi untuk menyegarkan pikiran dan memulihkan energi. Dalam dunia bisnis yang penuh persaingan, hobi mengumpulkan pensil menjadi semacam terapi bagi dirinya. Setiap kali melihat koleksi pensilnya, ia merasa tenang dan bahagia.
Pesan Moral
Aku kemudian menyadari bahwa hobi unik Najmi ini bukanlah sesuatu yang aneh atau tidak wajar. Justru, hobi ini menunjukkan bahwa di balik sosok profesional yang sukses, ada seorang manusia biasa yang memiliki sisi lembut dan penuh kejutan. Banyak orang sukses lainnya yang memiliki hobi-hobi yang tak biasa, seperti mengumpulkan perangko, mengoleksi patung-patung kecil, atau bahkan memelihara hewan peliharaan yang unik. Hobi-hobi ini mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang, tetapi bagi mereka yang memilikinya, hobi-hobi tersebut sangat berharga.
Dari pengalaman bersama Najmi, aku belajar bahwa setiap orang berhak untuk memiliki ruang pribadi dan mengejar passion mereka, sekecil apapun itu. Hobi seperti koleksi pensil hotel, tidak hanya sekadar mengisi waktu luang, tetapi juga bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk terus berkarya.