PROSES PEMBUATAN PENSIL
Proses Pembuatan Pensil, Pensil Hotel, Supplier Pensil Hotel, Jual Pensil Hotel, Pensil Kayu Hotel, Grosir Pensil Hotel, Keperluan Hotel, Supplier Keperluan Hotel, Barang Keperluan Hotel, Amenities Hotel, Pabrik Pensil, Pensil Warna, Pensil Indonesia, Pabrik Pensil, Pabrik Pensil Indonesia, Pabrik Pensil di Indonesia
Pensil terbuat dari penggabungan lembaran kayu yang sudah dicetak bentuk alur dengan isi pensil. Isi pensil disebut dengan leads. Leads untuk pensil warna merupakan campuran antara pigment (organic dan inorganic), Kaolin, Carboxy Methyl Cellulose, Wax dan Surfactant. Bahan-bahan tersebut harus dicampur, dan di bentuk sehingga menjadi bentuk leads yang sempurna. Leads tersebut lalu dipotong dengan ukuran pensil dan melewati proses pengeringan.
Setelah Leads mengering, leads dimasukkan ke dalam dua lembaran kayu yang sudah dicetak dengan bentuk alur dengan tambahan lem perekat. Untuk memudahkan, imajinasikan proses pembuatan sandwich! Bayangkan roti sandwich adalah lembaran kayunya, sedangkan isi dari sandwich merupakan leads, lalu tambahkan sausnya yaitu lem perekat. “Sandwich” tersebut lalu di panaskan sehingga pensil tidak mudah patah.
Pensil lalu dipotong sesuai dengan ukurannya masing-masing, lalu di beri warna dan di beri logo Faber Castell atau Staedtler atau lainnya di badannya. Lalu, siap dikemas hingga menjadi produk yang dapat kamu pakai sekarang!
Pensil-pensil harus melalui proses pengecekan kualitas produk. Pengecekan kualitas tersebut antara lain:
Tes Kekuatan Rekat Lem. Tes ini mengecek kuatnya lem yang menempel antara leads dengan kayu pensil. Hal ini mencegah agar leads tidak mudah merosot.
Tes Kekuatan Leads. Tes ini mengukur kekuatan leads, sehingga leads tidak mudah patah.
Dropping Test. Tes ini mengukur kekuatan leads jika dijatuhkan sejauh 130cm (ukuran meja normal).
Test Warna. Tes ini mengecek keseragaman warna oleh pensil-pensil di berbagai negara. Hal ini berkaitan dengan pabrik pembuatan pensil dilakukan di beberapa negara, sehingga perlu memperhatikan standarisasi warna, sehingga di negara manapun warna yang dihasilkan adalah sama.
Tes Anti Racun. Tes ini membuktikan bahwa pensil-pensil yang dihasilkan tidaklah mengandung racun dan aman untuk digunakan oleh anak-anak. Alat yang digunakan untuk mengetes anti racun ini adalah Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS).
Proses Kerja Pembuatan Pensil Kayu
PENSIL DAN SEJARAHNYA
Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu.
Sejarah Pensil
Penggunaan timbal dan grafit sudah dimulai sejak zaman Yunani. Keduanya memberikan efek goresan abu-abu, walaupun grafit sedikit lebih hitam. Grafit sangat jarang dipakai hingga kemudian pada tahun 1564 ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake District, Inggris bagian utara. Meskipun kelihatan seperti batu bara, mineral tersebut tidak dapat terbakar, dan meninggalkan bekas berwarna hitam mengilap, serta mudah dihapus di atas permukaan yang bisa ditulisi. Pada masa ini istilah grafit masih disalahartikan dengan timah, timah hitam, dan plumbago, artinya “seperti timah” mengingat sifatnya yang hampir sama. Karena itu istilah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang. Karena teksturnya berminyak, bongkahan dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berbentuktongkat dibebat dengan tali. Tidak seorang pun tahu siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam wadah kayu, tetapi pada tahun 1560-an, pensil yang primitif sudah sampai di benua Eropa.
Tak lama kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para seniman; dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik. Karena murni serta mudah diekstrak, timah hitam dari Borrowdale menjadi incaran pencuri dan pedagang gelap. Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang pada tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau dibuang ke suatu koloni narapidana.
Namun pada tahun 1779, seorang ahli kimia Carl W. Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal. Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah.
Perkembangan Pensil
Selama bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa kurang bermutu, pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil. Insinyur Prancis Nicolas-Jacques Conté mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuk campuran itu menjadi batang-batang, dan membakarnya dalam perapian. Dengan mengubah-ubah perbandingan grafit terhadap tanah liat, ia bisa membuat isi pensil yang menghasilkan berbagai gradasi warna hitam—proses yang digunakan sampai sekarang.
Pada abad ke-19, pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan yang sekarang disebut Republik Ceko. Di Jerman dan kemudian di Amerika Serikat, sejumlah pabrik dibuka. Mekanisasi dan produksi massal menekan harga, dan pada awal abad ke-20, bahkan anak-anak sekolah menggunakan pensil.
Awalnya pensil grafit diberi balutan kertas yang dirobek sesuai keinginan pemakainya. Namun kemudian ditemukan cara lebih praktis dan efisien dengan menyelimuti seluruh batang grafit dengan dua bilah kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi batang grafit dan kemudian disatukan.
Grafit murni mungkin lebih disukai seniman karena karakteristiknya yang lebih lugas. Namun untuk penggunaan sehari-hari, diperlukan grafit yang berkualitas lebih rendah agar lebih fleksibel. Pada tahun 1795, ahli kimia Perancis, Nicolas Jacques Conté, menemukan cara mencampur grafit dengan tanah liat agar dihasilkan pensil yang lebih baik dan praktis. Salah satu produk turunannya adalah pensil Konte.
Pada 30 Maret 1858 Hymen Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat mematenkan pensil dengan ujung penghapus. Namun kemudian paten ini dibatalkan dengan alasan sebanenarnya tidak ada penemuan hal baru dari pensil tersebut. Peraut mekanik ditemukan pada tahun 1880 dan dengan cepat menjadi sangat populer.
Pemrosesan Modern
Pensil di era modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan tanah liat menjadi bentuk bubuk. Campuran ini kemudian diberi air, dianginkan, dan kemudian dibakar selama tiga hari. Kemudian isi pensil yang telah dicetak menjadi bentuk yang panjang dan tipis dilapisi dengan kayu halus.
Awalnya pensil lebih banyak dibuat dalam bentuk persegi karena keterbatasan mesin produksi. Namun di era modern, lebih banyak ditemui bentuk bulat yang lebih nyaman digenggam. Meskipun demikian, tetap banyak yang menggemari bentuk pensil bersudut karena memberi pegangan yang lebih kuat dan mudah dikontrol saat menulis.
Karakteristik
Berbeda dengan pena, pensil cenderung memberikan kesan abu-abu dan warna yang lemah dan pecah dibandingan dengan pena yang memberikan warna yang padat dan tajam. Pensil juga lebih mudah dihapus dibandingkan pena.
Beberapa pensil disertai dengan penghapus untuk alasan kepraktisan. Pensil seperti ini sangat disukai pelajar. Namun kebanyakan seniman profesional yang mengutamakan mutu akan lebih menyukai pensil tanpa penghapus, mengingat penghapus ini diragukan mutunya dan frekuensi menghapus yang lebih besar akan membuat penghapus yang terlalu kecil akan cepat terbuang sia-sia.
Isu Kesehatan
Banyak sekali pengguna pensil yang tertipu dengan istilah lead pencil dan mengira bahwa jenis pensil ini mengandung bahan kimia beracun. Sebenarnya pensil timbal hanya mengandung grafit dan tanah liat, bahan alami persenyawaan karbon yang sama sekali tidak berbahaya bagi tubuh.
Namun dilaporkan beberapa kasus bekas tusukan pensil timbal terhadap kulit menyebabkan bekas kehitaman yang menetap bertahun-tahun.
Pencil Wood
Pencilvania, Pencil Factory & Suppliers Indonesia
022 5899 5122 (Office)
089 8098 8808 (Three)
081 322 700999 (Telkomsel & WA)
pencilvania.bdg@gmail.com
www.pencilvaniafactorysupplier.com
Klik di sini kalau Anda ingin mengetahui hasil dari beberapa produk kami.