Sejarah Pensil di Indonesia. Kata “pensil” ternyata berasal dari bahasa Latin, yakni pencillus yang berarti ‘ekor kecil’. Mungkin saja ini merujuk pada tanaman perdu laut warna hijau, yang ujungnya menyerupai kuas, dengan helai yang lumayan kaku, mirip bulu sikat. Uniknya, masing-masing ujung helai sikat itu jika digoreskan pada lembaran apapun, ia akan akan meninggalkan goresan. Tanamanya inilah yang digunakan untuk menulis pada abad pertengahan. Versi lai
Pabrik pensil pertama beridir pada tahun 1832, dengan nama perusahaan Cumberland. Pensil yang dihasilkannya dianggap memiliki kualitas terbaik karena tidak meninggalkan debu, mampu menghasilkan tulisan yang jelas pada kertas. Proses pembuatan pensil melibatkan pemanggangan campuran air, tanah liat, dan grafit dalam tungku pembakaran pada suhu yang sangat tinggi, sekitar 1900 derajat Fahrenheit. Campuran tersebut kemudian mereka masukkan ke dalam lingkaran kayu cedar yang telah tersedia lubang kecil untuk membentuk pensil.
Pensil juga hadir berdasarkan tingkat kekerasan grafitnya itu sendiri, pensil terbagi menjadi pensil lembut dan pensil keras. Pensil yang lembut menghasilkan tulisan gelap dan memiliki kode “B”, di mana semakin tinggi angka B, semakin lembut pensil tersebut. Sedangkan pensil keras menghasilkan tulisan lebih terang dan memiliki kode “H”, semakin tinggi angka H, semakin keras pensil tersebut. Maka muncullah pensil dengan kode H, B, 2B dan lainnya. Selain itu, terdapat juga pensil dengan kode “HB”, yang merupakan antara kedua jenis tersebut.
Kisah Pensil di Indonesia dari Masa ke Masa.
Di Indonesia pensil mulai selalu hadir dalam kehidupan anak sekolah TK dan SD, sebagai alat untuk belajar menulis. Juga banyak membersamai para tukang kayu, pekerja kreatif dan lainnya. Sejarah penggunaannya di Indonesia memiliki perjalanan yang menarik.
- Sebelum Era Kolonial: Sebelum kedatangan penjajah, masyarakat Indonesia telah mengenal alat tulis. Namun, alat tulis yang mereka gunakan saat itu umumnya terbuat dari bahan alami seperti bambu, rotan, atau bahkan batu yang runcing. Hasilnya, tulisannya pun sangat sederhana dan lebih bersifat simbolis. Biasanya mereka menulis di lapisan kambiun pepohonan, langit dan dinding gua atau di bebatuan.
- Masa Kolonial: Datangnya penjajah Belanda, alat tulis modern seperti pensil mulai hadir di masyrakat Indonesia. Pensil-pensil ini adalah produk dagang para pedagang dan penjelajah Belanda. Karena Belandalah, Indonesia mulai kenal dengan Potlot, berasal dari bahasa Belanda, yakni pootlod. Awalnya, pensil hanya hadri di kalangan terbatas seperti para pejabat kolonial, misionaris, dan anak-anak dari keluarga kaya, kaum ningrat dan terpelajar lainnya.
- Penyebaran Pensil: Seiring berjalannya waktu, penggunaan pensil semakin meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini seiring dengan semakin berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia. Sekolah-sekolah yang milik pemerintah maupun oleh pihak swasta mulai mewajibkan siswa-siswinya menggunakan pensil sebagai alat tulis.
- Produksi Pensil Lokal: Pada awal abad ke-20, beberapa perusahaan mulai memproduksi pensil di Indonesia. Namun, produksi pensil dalam skala besar baru benar-benar berkembang setelah Indonesia merdeka. Perusahaan-perusahaan lokal mulai bermunculan dan memproduksi berbagai jenis pensil dengan kualitas yang semakin baik.
- Pensil di Era Modern: Seiring dengan perkembangan teknologi, produksi pensil di Indonesia semakin modern. Mesin-mesin otomatis hadir membantu memproduksi pensil dalam jumlah yang besar dan dengan kualitas yang terstandar. Selain itu, muncul pula berbagai jenis pensil dengan fungsi dan desain yang beragam, seperti pensil warna, pensil mekanik, dan pensil khusus untuk keperluan tertentu, seperti pensil souvenir.
Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Pensil di Indonesia:
- Pendidikan: Perkembangan sistem pendidikan sangat berperan penting dalam mempercepat penyebaran penggunaan pensil di Indonesia.
- Ekonomi: Semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat juga mendorong peningkatan permintaan akan alat tulis seperti pensil.
- Teknologi: Perkembangan teknologi produksi memungkinkan produksi pensil dalam jumlah besar dan dengan harga yang terjangkau.
Beberapa Merek Pensil Lokal Terkenal:
- Faber-Castell: Salah satu merek pensil tertua di dunia yang juga memiliki pabrik di Indonesia.
- Trubus: Merek pensil lokal yang cukup populer di Indonesia.
- Venus: Merek pensil yang sering Anda dapatkan di sekolah-sekolah.
Masih banyak cerita menarik tentang sejarah pensil di Indonesia yang belum terungkap. Mulai dari proses pembuatannya yang rumit hingga perannya dalam berbagai peristiwa sejarah. Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, mari kita telusuri bersama sejarah panjang dan menarik dari alat tulis sederhana ini.